e-modul

Pengembangan E-Modul Berbasis Life-Based Learning Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

ptik.umsida.ac.id – Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengungkap bahwa penggunaan E-Modul berbasis Life-Based Learning (LBL) mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model ADDIE yang mencakup lima tahap: analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

Mengapa E-Modul LBL Penting dalam Pembelajaran?

Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran konvensional, seperti minimnya keterlibatan siswa dan kurangnya variasi media pembelajaran. “Kami ingin menciptakan media pembelajaran yang tidak hanya menarik, tetapi juga mampu mendorong siswa berpikir kritis,” ungkap Nurdyansyah, salah satu peneliti utama. Dengan menggunakan E-Modul berbasis LBL, siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan logika, analisis, dan kreativitas dalam memecahkan masalah sehari-hari.

Bagaimana Penelitian Dilakukan?

Penelitian ini dilakukan di MI Penatar Sewu, Sidoarjo, dengan melibatkan 22 siswa kelas 4. Data dikumpulkan melalui observasi, kuesioner, dan tes pre-test serta post-test. Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa E-Modul LBL memiliki tingkat kelayakan yang sangat tinggi:

  • Validasi materi: 95,8% (sangat valid).
  • Validasi media: 92,5% (sangat valid).
  • Validasi bahasa: 96,4% (sangat valid).

“Skor validasi yang tinggi menunjukkan bahwa modul ini tidak hanya relevan dengan kurikulum tetapi juga mudah dipahami oleh siswa,” kata Nurdyansyah.

Hasil Penelitian dan Dampaknya pada Siswa

Hasil uji coba menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan berpikir kritis siswa. Rata-rata skor pre-test siswa adalah 64,25, sementara post-test meningkat menjadi 88,41. “Peningkatan sebesar 24,16 poin menunjukkan efektivitas E-Modul ini dalam membantu siswa berpikir lebih logis dan terstruktur,” jelas Nurdyansyah.

Penelitian ini juga menemukan bahwa siswa yang menggunakan E-Modul LBL lebih antusias dan termotivasi dalam belajar. Dengan pendekatan berbasis kehidupan nyata, siswa dapat mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari.

Apa Langkah Selanjutnya?

Peneliti merekomendasikan agar E-Modul LBL diterapkan secara lebih luas di berbagai sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, penelitian lanjutan diharapkan dapat mengembangkan modul serupa untuk berbagai mata pelajaran lainnya. “Kami ingin modul ini menjadi alat yang praktis dan efektif bagi guru dalam membimbing siswa berpikir kritis,” tambah Nurdyansyah.

Kesimpulannya, E-Modul berbasis Life-Based Learning terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, sekaligus menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan relevan. Penelitian ini menjadi langkah penting dalam inovasi media pembelajaran di era digital.

 

Penulis: Mutafarida