Ptik.umisda.ac.id – Bahasa Jawa Krama, sebagai salah satu identitas budaya yang sangat penting bagi masyarakat Jawa, kini menghadapi tantangan besar dengan semakin menurunnya penggunaan di kalangan generasi muda.
Banyak anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga Jawa tidak lagi menguasai Bahasa Jawa Krama, karena mereka lebih terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi hilangnya salah satu elemen budaya yang kaya dan bernilai tinggi.
Di tengah krisis ini, sekelompok akademisi dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) telah menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam upaya pelestarian bahasa ini melalui inovasi pembelajaran berbasis teknologi yang mereka kembangkan.
Baca juga: Keunggulan Game Edukasi Android Untuk Pembelajaran
Profil Penulis dan Latar Belakang Inovasi
Game ini dirancang khusus untuk mempermudah anak-anak dalam mempelajari Bahasa Jawa Krama, dengan target audiens anak-anak berusia 5-8 tahun. Inovasi ini lahir dari keprihatinan para peneliti terhadap semakin menurunnya penggunaan Budaya ini di kalangan anak-anak dan remaja, sebuah tren yang jika dibiarkan dapat mengancam kelestarian bahasa dan budaya Jawa.
Bahasa Jawa Krama sendiri adalah salah satu tingkatan dalam Bahasa Jawa yang digunakan sebagai bentuk penghormatan saat berkomunikasi. Penggunaan Bahasa Jawa Krama biasanya diajarkan sejak dini dalam lingkungan keluarga atau sekolah.
Namun, dengan perubahan zaman dan pengaruh globalisasi, penggunaan bahasa ini semakin terpinggirkan. Anak-anak lebih sering berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing, sehingga penggunaan Bahasa Jawa Krama dianggap tidak relevan dan ketinggalan zaman. Kondisi inilah yang mendorong para peneliti untuk mencari solusi kreatif guna menarik minat anak-anak dalam mempelajari dan menggunakan Bahasa Jawa Krama.
Keunggulan Metodologi dan Desain Game
Salah satu aspek yang menonjol dari penelitian ini adalah pendekatan metodologis yang digunakan, yaitu metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Metode ini memungkinkan para peneliti untuk mengembangkan produk yang bukan hanya fungsional, tetapi juga efektif dari segi pembelajaran.
MDLC terdiri dari enam tahapan, yaitu konsep, perancangan, pengumpulan bahan, pembuatan, pengujian, dan distribusi. Pendekatan yang sistematis ini memastikan bahwa setiap tahap pengembangan game dilakukan dengan cermat, sehingga menghasilkan produk akhir yang berkualitas.
Game “Sinau Bareng Miko” tidak hanya mengandalkan materi visual yang menarik, tetapi juga dilengkapi dengan fitur audio yang interaktif. Kombinasi elemen visual dan audio ini dirancang untuk merangsang minat dan motivasi belajar anak-anak terhadap Bahasa Jawa Krama, sesuatu yang sangat diperlukan mengingat rendahnya tingkat penggunaan bahasa ini di kalangan generasi muda saat ini.
Dalam game ini, anak-anak diajak untuk mengenal anggota tubuh dan angka dalam Bahasa Jawa Krama melalui serangkaian permainan yang menyenangkan dan edukatif.
Selain itu, game ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur yang dirancang agar mudah digunakan oleh anak-anak. Tampilan antarmuka yang sederhana dan user-friendly memungkinkan anak-anak untuk dapat memainkan game ini tanpa kesulitan. Game ini juga dirancang agar dapat diakses oleh anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan warna (color blind), sehingga inklusivitas menjadi salah satu keunggulan dari game ini.
Pengakuan dan Hasil Pengujian
Keunggulan dari game “Sinau Bareng Miko” tidak hanya diakui oleh para penggunanya, tetapi juga oleh para ahli di bidang pendidikan dan multimedia. Pengujian game ini dilakukan dengan metode black box untuk memastikan bahwa seluruh fungsi perangkat lunak berjalan sesuai rencana dan dapat dioperasikan dengan baik oleh pengguna.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa game ini dinilai sangat baik oleh para responden. Dari 10 anak-anak yang menjadi pengguna, game ini memperoleh skor 82%. Penilaian dari ahli materi Bahasa Jawa menunjukkan hasil 86%, sementara ahli multimedia memberikan nilai 88%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa game ini bukan hanya inovatif tetapi juga sangat efektif dan disukai oleh para pengguna.
Penilaian positif dari para ahli materi menunjukkan bahwa konten yang disajikan dalam game ini telah sesuai dengan silabus pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah. Sedangkan, penilaian dari ahli multimedia menegaskan bahwa desain visual dan fitur-fitur dalam game ini telah memenuhi standar kualitas yang tinggi.
Game ini juga dipuji karena kemampuannya untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran Bahasa Jawa Krama dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
Baca juga: Mahasiswa Umsida Ciptakan Produk Nasi Goreng Rendah Kalori
Kontribusi Signifikan terhadap Pelestarian Budaya Bahasa Jawa
Keberhasilan para peneliti dalam mengembangkan game edukasi ini menunjukkan betapa pentingnya peran akademisi dalam melestarikan budaya lokal melalui inovasi teknologi. Kontribusi mereka tidak hanya membantu anak-anak untuk lebih memahami dan menghargai Bahasa Jawa Krama, tetapi juga membuka jalan bagi metode pembelajaran baru yang lebih efektif dan menarik.
Para peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo telah menunjukkan kecakapan mereka dalam bidang teknologi pendidikan dan komitmen mereka untuk melestarikan warisan budaya melalui cara-cara yang relevan dengan zaman sekarang.
Game “Sinau Bareng Miko” menjadi bukti nyata bagaimana teknologi dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk menjaga dan melestarikan Bahasa Jawa Krama di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
Selain itu, keberhasilan ini juga menegaskan bahwa inovasi dalam pendidikan tidak selalu harus datang dari kota-kota besar atau lembaga-lembaga pendidikan ternama. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dengan segala keunggulannya, telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi pionir dalam pengembangan teknologi pendidikan yang berakar pada pelestarian budaya lokal.
Melalui game “Sinau Bareng Miko”, para peneliti ini tidak hanya berhasil menjembatani gap antara tradisi dan modernitas, tetapi juga memastikan bahwa Bahasa Jawa Krama tetap hidup dan berkembang di tengah derasnya arus globalisasi.
Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah penurunan penggunaan Bahasa Jawa Krama, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi yang lebih luas di masa depan.
Game “Sinau Bareng Miko” adalah contoh nyata bagaimana teknologi dan pendidikan dapat bersinergi untuk melestarikan warisan budaya, sekaligus memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak.
Keunggulan para peneliti ini dalam merancang dan mengembangkan game ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi akademisi lainnya dalam upaya pelestarian budaya melalui inovasi teknologi.
Sumber: Game bahasa jawa krama sebagai media pembelajaran anak berbasis android
Penulis: Aisyah Windy