ptik.umsida.ac.id — Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning/PjBL) telah dikenal sebagai metode yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada tahun 2024, sebuah penelitian yang dipimpin oleh Fitria Nur Hasanah, Dosen Pendidikan Teknologi Informasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PTI Umsida), mengungkapkan hasil positif dari penggunaan modul pemrograman visual berbasis proyek dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam Edu Komputika Journal, mengkaji pengaruh PjBL pada mahasiswa Program Studi PTI untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas.
Mengasah Keterampilan Pemecahan Masalah Mahasiswa PTI Melalui Modul Berbasis Proyek
Studi ini melibatkan 15 mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Pemrograman Berorientasi Objek di Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi. Dengan desain penelitian pre-experimental One-Group Pretest-Posttest, mahasiswa diuji keterampilan pemecahan masalah mereka sebelum dan sesudah penggunaan modul pemrograman visual berbasis proyek. “Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengukur sejauh mana modul berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah melalui pendekatan pemrograman visual,” ujar Fitria Nur Hasanah, penulis utama penelitian ini.
Data dikumpulkan melalui tes kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan melalui proyek akhir mahasiswa, dengan instrumen yang dikembangkan berdasarkan teori Polya tentang pemecahan masalah. Tes ini mencakup berbagai indikator, seperti pemahaman masalah, perencanaan solusi, penerapan rencana, dan evaluasi solusi.
Modul Pemrograman Visual: Inovasi Pembelajaran untuk Mendukung Pencapaian Tujuan SDGs
Hasil analisis data menggunakan paired sample t-test menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam keterampilan pemecahan masalah mahasiswa setelah menggunakan modul berbasis proyek. Nilai signifikansi yang didapat adalah 0,002, yang lebih kecil dari 0,05, menandakan bahwa H0 ditolak dan ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah mahasiswa sebelum dan setelah penggunaan modul tersebut.
Menurut Fitria, hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan modul pemrograman visual berbasis proyek sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa PTI Umsida. Selain itu, hasil analisis N-Gain yang diperoleh juga menunjukkan skor tinggi sebesar 0,839, yang mengindikasikan bahwa peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa berada pada kategori tinggi. Hal ini menegaskan bahwa pendekatan PjBL yang diterapkan dalam modul pemrograman visual ini berhasil meningkatkan kemampuan mahasiswa secara signifikan.
Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa setiap indikator pemecahan masalah mengalami perbaikan yang substansial. Salah satu indikator yang menonjol adalah perencanaan solusi, dengan skor N-Gain 0,73, yang berada pada kategori tinggi. “Dengan menggunakan pendekatan ini, mahasiswa diajak untuk merancang solusi secara sistematis, yang meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah kompleks secara kreatif dan efektif,” tambah Fitria.
Implikasi Akademik dan Rekomendasi untuk Pengembangan Pembelajaran
Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan teknologi informasi. “Modul pemrograman visual berbasis proyek tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis mahasiswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin membutuhkan keterampilan problem-solving yang tinggi,” jelas Akbar Wiguna, salah satu rekan peneliti. Penggunaan Project-Based Learning juga mendukung pencapaian SDG 4 tentang pendidikan berkualitas, yang menekankan pada pembelajaran berbasis pengalaman yang relevan dengan kebutuhan nyata.
Noly Shofiyah, rekan peneliti lainnya, menyarankan bahwa institusi pendidikan perlu lebih banyak mengadopsi metode PjBL dalam kurikulum mereka untuk mendorong pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik di kalangan mahasiswa. “Melalui pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa tidak hanya belajar teori tetapi juga dapat menerapkan konsep-konsep tersebut dalam konteks dunia nyata, yang membuat pembelajaran menjadi lebih aplikatif dan bermakna,” kata Noly.
Untuk masa depan, penelitian ini merekomendasikan agar modul berbasis proyek dikembangkan lebih lanjut untuk mencakup berbagai masalah yang lebih kompleks dan beragam, yang dapat lebih menantang mahasiswa dan lebih relevan dengan kebutuhan industri. “Dengan begitu, pembelajaran tidak hanya terbatas pada penguasaan materi, tetapi juga pada peningkatan keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja,” tutup Fitria.
Penulis: Mutafarida