e-learning

E-Learning di Perguruan Tinggi: Social Influence dan Facilitating Conditions sebagai Kunci Keberhasilan

ptik.umsida.ac.id – Penelitian terbaru dari Cindy Cahyaning Astuti SSi MSi, dosen Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), mengungkap faktor-faktor utama yang memengaruhi niat mahasiswa dalam menggunakan e-learning pasca pandemi COVID-19. Riset ini menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dengan tambahan variabel moderasi pengalaman menggunakan e-learning.

Menggali Faktor Utama Penggunaan E-Learning oleh Mahasiswa

e-learning

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor yang menentukan mahasiswa memilih menggunakan e-learning di perguruan tinggi. Cindy Cahyaning Astuti bersama timnya mengumpulkan data melalui survei terhadap 200 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Kami ingin menguji bagaimana pengaruh Social Influence dan Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention mahasiswa dalam memakai e-learning,” jelas Cindy.

Social Influence merujuk pada seberapa besar pengaruh orang-orang di sekitar, seperti teman dan dosen, terhadap keputusan mahasiswa menggunakan teknologi pembelajaran online. Sedangkan Facilitating Conditions adalah sejauh mana infrastruktur teknologi dan dukungan organisasi tersedia untuk memudahkan mahasiswa dalam mengakses e-learning. Variabel moderasi pengalaman penggunaan e-learning juga diuji untuk melihat apakah pengalaman sebelumnya berdampak pada niat penggunaan e-learning.

Metode Penelitian Canggih untuk Mengukur Niat Mahasiswa dalam Memakai E-Learning

Penelitian ini menggunakan model UTAUT yang terdiri dari empat konstruk utama: Performance Expectancy (harapan kinerja), Effort Expectancy (kemudahan penggunaan), Social Influence (pengaruh sosial), dan Facilitating Conditions (kondisi pendukung). Metode analisis data yang dipakai adalah Structural Equation Modeling – Partial Least Square (SEM-PLS), yang mampu menguji hubungan antar variabel secara simultan dan kompleks.

“Metode SEM-PLS memungkinkan kami mengukur validitas dan reliabilitas indikator-indikator serta menguji pengaruh setiap variabel terhadap niat perilaku mahasiswa dalam menggunakan e-learning,” ungkap Cindy. Hasil analisis menunjukkan bahwa Social Influence dan Facilitating Conditions berpengaruh signifikan terhadap niat mahasiswa menggunakan e-learning, sedangkan Performance Expectancy dan Effort Expectancy tidak berpengaruh signifikan.

Selain itu, variabel pengalaman sebagai moderator tidak memberikan pengaruh signifikan pada hubungan antar variabel tersebut. Hal ini berarti niat mahasiswa dalam menggunakan e-learning lebih dipengaruhi oleh dukungan sosial dan fasilitas yang tersedia, tanpa memandang pengalaman sebelumnya.

Bagaimana Dukungan Sosial dan Fasilitas Tingkatkan Adopsi E-Learning

e-learning

Penelitian Cindy Cahyaning Astuti menegaskan bahwa dua faktor utama yang mendorong mahasiswa menggunakan e-learning adalah pengaruh sosial dan ketersediaan fasilitas yang memadai. “Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perguruan tinggi harus memperkuat lingkungan sosial yang mendukung penggunaan teknologi pembelajaran dan memastikan infrastruktur yang mudah diakses oleh semua mahasiswa,” jelas Cindy.

Dosen PTI Umsida ini juga menambahkan, “Penting bagi universitas untuk memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh mahasiswa dalam mengakses e-learning, terlepas dari pengalaman mereka sebelumnya.” Dengan demikian, penyediaan sarana teknologi yang memadai dan dukungan dari lingkungan kampus menjadi kunci keberhasilan implementasi e-learning di masa transisi pasca pandemi.

Penelitian ini juga membuka peluang bagi perguruan tinggi lain untuk fokus meningkatkan aspek social influence dan facilitating conditions dalam strategi pembelajaran online mereka. Cindy berharap temuan ini dapat menjadi acuan bagi pengembangan teknologi pendidikan yang efektif dan inklusif di Indonesia.

 

Penulis: Mutafarida