Ptik.umsida.ac.id – Di era digital yang terus berkembang, inovasi dalam dunia pendidikan menjadi semakin penting untuk menjawab tantangan pembelajaran yang semakin dinamis. Salah satu inovasi yang patut diapresiasi datang dari tim peneliti Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), yang berhasil menciptakan game edukasi berbasis Android untuk pembelajaran Bahasa Jawa Krama.
Game yang diberi nama “Sinau Bareng Miko” ini tidak hanya menjadi solusi modern untuk melestarikan budaya Jawa, tetapi juga menawarkan metode belajar yang menyenangkan bagi anak-anak.
Baca juga: Keunggulan Riset Modul Elektronik Berbasis Android
Latar Belakang Pengembangan Game
Bahasa Jawa Krama, sebagai bagian penting dari identitas budaya Jawa, saat ini semakin jarang digunakan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Banyak dari mereka yang menganggap Bahasa Jawa Krama kuno dan tidak relevan dengan kehidupan modern.
Selain itu, banyak keluarga yang lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari dengan anak-anak mereka.
Menghadapi tantangan ini, tim peneliti dari Umsida, yang terdiri dari Resita Adelia Firmandasari, Mohammad Suryawinata, Fitria Nur Hasanah, dan Rahmania Sri Untari, menciptakan game edukasi sebagai solusi kreatif untuk menghidupkan kembali Bahasa Jawa Krama.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, mereka mengembangkan “Sinau Bareng Miko,” sebuah game berbasis Android yang fokus pada pengenalan anggota tubuh dan angka dalam Bahasa Jawa Krama.
Keunggulan “Sinau Bareng Miko”
Permainan ini dirancang untuk mempermudah proses belajar Bahasa Jawa Krama dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif. Salah satu keunggulan utamanya adalah adanya fitur audio dan visual yang atraktif, yang dirancang untuk memotivasi anak-anak agar lebih tertarik mempelajari bahasa ini.
Dengan konsep yang mudah dipahami dan tampilan yang menarik, game ini menjadi alat bantu belajar yang sangat efektif.
Proses pembelajaran yang dihadirkan melalui game ini memungkinkan anak-anak untuk menjawab pertanyaan terkait anggota tubuh dan angka dalam Bahasa Jawa Krama, dengan tiga pilihan jawaban yang disertai umpan balik. Jika jawaban benar, pemain akan mendapatkan potongan puzzle sebagai penghargaan, yang semakin menambah semangat mereka untuk terus belajar.
Pengujian dan Penerimaan Positif
Pengembangan permainan ini menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC), yang terdiri dari beberapa tahap mulai dari perencanaan konsep hingga pengujian dan distribusi.
Dalam uji coba yang dilakukan terhadap 10 anak usia 5-9 tahun, game ini mendapat respons sangat positif dengan skor kelayakan 82% (sangat baik). Anak-anak merasa nyaman dengan tampilan dan menganggapnya menarik serta bermanfaat untuk mempelajari Bahasa Jawa Krama.
Selain itu, game ini juga diuji oleh ahli materi dan ahli multimedia. Para ahli memberikan nilai 86% untuk kelayakan materi yang sesuai dengan silabus dan sangat membantu dalam penyampaian pelajaran Bahasa Jawa Krama.
Dari sisi multimedia, game ini mendapat skor 88% dengan beberapa saran untuk meningkatkan animasi dan menambah variasi dalam gameplay agar anak-anak tidak cepat bosan.
Baca juga: Keunggulan Game Edukasi Berbasis Android untuk Pembelajaran Daring di TK
Dampak dan Harapan
Keberhasilan “Sinau Bareng Miko” tidak hanya menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan dalam melestarikan budaya lokal, tetapi juga membuktikan bahwa proses belajar dapat dirancang dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
Adanya permainan ini diharapkan bisa digunakan secara luas di sekolah-sekolah maupun di rumah sebagai suplemen pembelajaran Bahasa Jawa Krama, yang membuat anak-anak semakin tertarik untuk mempelajarinya.
Dengan pengembangan lebih lanjut, permainan ini juga berpotensi untuk diperluas dengan materi yang lebih beragam dan fitur yang lebih interaktif. Melalui upaya ini, Bahasa Jawa Krama dapat terus hidup di tengah arus modernisasi, dan generasi muda akan semakin terhubung dengan warisan budaya mereka.
Inovasi dalam dunia pendidikan, seperti yang ditunjukkan oleh tim peneliti UMSIDA melalui game “Sinau Bareng Miko,” menjadi bukti nyata bahwa teknologi dapat dimanfaatkan untuk melestarikan budaya sekaligus mempermudah proses belajar.
Dengan respons positif dari pengguna dan ahli, game ini diharapkan bisa menjadi model untuk pengembangan media pembelajaran berbasis budaya lokal yang interaktif dan menyenangkan. Semoga keberhasilan ini menginspirasi lebih banyak inovasi di bidang pendidikan dan pelestarian budaya.
Sumber: Game bahasa jawa krama sebagai media pembelajaran anak berbasis android