ptik.umsida.ac.id — Penelitian dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Rahmania Sri Untari MPd, menemukan bahwa penerapan desain pembelajaran Open-STAD (Student Teams Achievement Division) mampu meningkatkan hasil belajar siswa di tingkat SMK secara signifikan. Penelitian ini menegaskan pentingnya metode pembelajaran berbasis kolaborasi untuk mendorong keaktifan, motivasi, dan pemahaman siswa.
Tantangan Pembelajaran di SMK dan Solusi Open-STAD
Banyak siswa SMK masih menghadapi kesulitan dalam menghubungkan materi yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Meski mampu menghafal informasi, mereka kerap kurang memahami konsep mendasar secara mendalam. Kondisi ini menyebabkan rendahnya motivasi, partisipasi, dan ketercapaian hasil belajar di kelas.
Melihat fenomena tersebut, Dr Rahmania Sri Untari bersama tim peneliti menerapkan desain pembelajaran Open-STAD, yaitu modifikasi dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan open-ended. Dalam metode ini, siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan solusi dari masalah nyata melalui diskusi kelompok.
“Open-STAD memberi ruang bagi siswa untuk belajar lebih aktif, tidak hanya mendengarkan guru. Mereka bisa berdiskusi, bertanya, bahkan saling membantu dalam memahami materi,” jelas Dr Rahmania dalam laporan penelitiannya.
Dengan enam tahapan utama, mulai dari menyampaikan tujuan, menyajikan informasi, membentuk kelompok, membimbing kerja kelompok, evaluasi, hingga pemberian penghargaan. Metode ini dirancang untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, kolaboratif, dan bermakna.
Peningkatan Signifikan pada Hasil Belajar
Penelitian dilakukan dengan desain One Group Pretest-Posttest pada 14 siswa kelas X TKJ (Teknik Komunikasi Jaringan) di sebuah SMK. Sebelum perlakuan, siswa mengikuti pretest untuk mengukur kemampuan awal. Setelah pembelajaran dengan Open-STAD, siswa diberikan posttest untuk melihat perbedaan hasil belajar.
Data menunjukkan peningkatan yang signifikan. Rata-rata nilai pretest siswa adalah 69,50, sementara rata-rata nilai posttest meningkat menjadi 80. Persentase ketuntasan juga melonjak dari 39% pada pretest menjadi 75% pada posttest.
Uji statistik Paired-Samples T Test menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan nyata antara nilai sebelum dan sesudah penerapan Open-STAD. Dengan kata lain, metode ini terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
“Penerapan desain pembelajaran Open-STAD berdampak langsung pada motivasi dan prestasi siswa. Mereka lebih percaya diri, lebih aktif dalam kelompok, dan hasil belajarnya meningkat,” tegas Dr Rahmania.
Selain peningkatan kognitif, penelitian ini juga mencatat adanya perkembangan soft skills siswa, seperti kemampuan komunikasi, kerja sama, dan tanggung jawab dalam kelompok belajar.
Implikasi dan Rekomendasi untuk Pendidikan Kejuruan
Temuan ini membawa implikasi penting bagi pengembangan pendidikan kejuruan di Indonesia. SMK sebagai pencetak tenaga kerja terampil dituntut untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu berpikir kritis, memecahkan masalah, dan bekerja sama dalam tim.
Metode Open-STAD dinilai relevan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memberikan kebebasan pada siswa dalam mengeksplorasi materi, guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong kreativitas dan kolaborasi. Lingkungan belajar pun menjadi lebih interaktif dan partisipatif.
Penelitian ini juga merekomendasikan agar ke depan dilakukan uji coba dengan melibatkan kelas pembanding untuk melihat efektivitas Open-STAD secara lebih luas. Selain itu, pengembangan materi berbasis proyek (project-based learning) dapat dikombinasikan dengan Open-STAD agar hasilnya lebih optimal.
“Open-STAD bukan sekadar strategi mengajar, tetapi juga pendekatan yang mampu menumbuhkan semangat belajar, rasa percaya diri, serta keterampilan sosial siswa. Inilah yang dibutuhkan untuk menyiapkan generasi SMK yang siap bersaing di dunia kerja,” pungkas Dr Rahmania.
Penulis: Mutafarida