ptik.umsida.ac.id — Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Nur Hasanah MPd, dosen Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FPIP Umsida), menegaskan bahwa gaya kepemimpinan guru memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Melalui studi kasus yang mendalam, penelitian ini menunjukkan bahwa strategi kepemimpinan yang tepat mampu membentuk perilaku siswa yang lebih teratur, bertanggung jawab, dan berkarakter.
Mengapa Kepemimpinan Guru Penting dalam Disiplin Sekolah
Disiplin merupakan salah satu pilar penting dalam proses pendidikan karena berhubungan langsung dengan kualitas pembelajaran dan pembentukan karakter siswa. Namun, di banyak sekolah, masalah kedisiplinan masih sering muncul, mulai dari keterlambatan masuk kelas, pelanggaran aturan, hingga kurangnya tanggung jawab terhadap tugas belajar.
Menurut Fitria, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pemimpin yang memberi teladan. “Gaya kepemimpinan guru akan memengaruhi bagaimana siswa memandang aturan dan nilai yang berlaku di sekolah,” jelasnya.
Dalam penelitian ini, kepemimpinan guru dilihat dari bagaimana mereka mengarahkan, membimbing, serta memberikan motivasi kepada siswa. Guru dengan kepemimpinan yang tegas namun tetap humanis terbukti lebih berhasil dalam menumbuhkan rasa disiplin. Pendekatan ini membuat siswa merasa dihargai, sekaligus belajar memahami batasan perilaku yang dapat diterima.
Proses Penelitian dan Temuan di Lapangan
Penelitian menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Observasi dilakukan terhadap perilaku guru dan siswa, dilengkapi dengan wawancara serta analisis dokumen sekolah. Fokus utama penelitian adalah mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang paling efektif dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan penting:
- Kepemimpinan demokratis – Guru yang melibatkan siswa dalam membuat aturan kelas berhasil meningkatkan rasa tanggung jawab. Siswa merasa memiliki aturan tersebut sehingga lebih berkomitmen untuk menaatinya.
- Kepemimpinan otoritatif – Guru yang bersikap tegas namun tetap memberi ruang dialog terbukti lebih efektif daripada gaya otoriter. Guru tetap memegang kendali, tetapi memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapat.
- Teladan dan konsistensi – Siswa lebih mudah mengikuti aturan jika guru sendiri menunjukkan sikap disiplin, seperti datang tepat waktu, konsisten dalam penegakan aturan, dan menghargai komitmen bersama.
- Pemberian penghargaan dan konsekuensi – Guru yang memberikan apresiasi atas perilaku positif dan konsekuensi atas pelanggaran berhasil menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa disiplin siswa bukan hanya hasil dari aturan tertulis, tetapi juga dari interaksi langsung antara guru dan siswa dalam keseharian.
Implikasi Penelitian untuk Pendidikan
Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi dunia pendidikan, khususnya dalam upaya menciptakan sekolah yang berkarakter. Fitria Nur Hasanah menekankan bahwa kepemimpinan guru yang efektif bukan hanya meningkatkan kedisiplinan, tetapi juga membantu membangun iklim belajar yang positif.
“Guru yang mampu memimpin dengan baik akan melahirkan siswa yang lebih disiplin, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ungkapnya.
Implikasi penelitian ini adalah perlunya sekolah mendukung pengembangan kepemimpinan guru melalui pelatihan, workshop, maupun pendampingan. Selain itu, kolaborasi antara guru, orang tua, dan pihak sekolah juga penting agar upaya peningkatan disiplin berjalan lebih konsisten.
Dengan penerapan gaya kepemimpinan yang tepat, sekolah tidak hanya mencetak siswa berprestasi secara akademik, tetapi juga membentuk generasi yang berkarakter, beretika, dan siap bersaing di era global.
Penulis: Mutafarida