fpip.umsida.ac.id — Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam pembelajaran semakin mendapat perhatian luas dari kalangan pendidik, dosen, dan lembaga pendidikan di Indonesia. Seiring perkembangan teknologi digital, AI kini berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pembelajaran, personalisasi materi, serta mengembangkan keterampilan abad 21 di lingkungan sekolah dan kampus.
Apa Manfaat Penggunaan AI dalam Dunia Pendidikan?
Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan telah menjadi bagian dari transformasi digital di berbagai sektor, tak terkecuali pendidikan. Dalam konteks pembelajaran, AI menawarkan solusi yang mampu menjawab berbagai tantangan, seperti keterbatasan waktu guru, kebutuhan pembelajaran diferensial, hingga kurangnya akses terhadap bahan ajar berkualitas.
AI dapat menjadi asisten virtual guru maupun dosen, mulai dari penyusunan materi, analisis capaian pembelajaran, hingga pemberian umpan balik secara otomatis.
Salah satu manfaat utama AI adalah kemampuannya dalam menyusun personalized learning atau pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan gaya belajar siswa. Melalui algoritma yang terus belajar dari perilaku pengguna, AI mampu menyarankan materi tambahan, soal latihan, bahkan menjadwalkan ulang topik yang belum dikuasai oleh siswa.
Di sisi lain, AI juga mempercepat proses evaluasi. Dengan menggunakan aplikasi seperti ChatGPT, Quillionz, atau Knewton, guru dapat menghemat waktu dalam membuat soal, menilai hasil ujian, dan menyusun laporan capaian belajar.
Mengapa AI Penting Diterapkan di Sekolah dan Perguruan Tinggi?
Menurut laporan UNESCO tahun 2023, lebih dari 70% institusi pendidikan di dunia mulai mengadopsi teknologi AI dalam sistem pembelajarannya. Hal ini tidak lepas dari kebutuhan untuk menyesuaikan model pembelajaran dengan era Society 5.0, yaitu masyarakat yang berfokus pada pemanfaatan teknologi untuk menyelesaikan masalah manusia secara cerdas dan efisien.
Dengan AI, mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga bisa belajar bagaimana mengembangkan sistem berbasis kecerdasan buatan. Ini relevan bagi lulusan yang ingin bersaing di dunia kerja digital
Selain itu, AI juga berkontribusi dalam inklusivitas pendidikan. Misalnya, aplikasi pengenalan suara dan teks mampu membantu siswa disabilitas mengikuti pelajaran secara mandiri. Bahkan dengan fitur penerjemah otomatis, siswa dari latar belakang bahasa berbeda bisa belajar tanpa hambatan komunikasi.
Namun demikian, penggunaan AI harus dibarengi dengan pemahaman etika digital. Guru dan siswa perlu dilatih untuk menggunakan AI secara bertanggung jawab agar tidak tergantung sepenuhnya, melainkan menjadikannya sebagai alat bantu pengembangan kreativitas dan berpikir kritis.
Bagaimana Strategi Implementasi AI Secara Efektif?
Agar AI dapat diterapkan secara maksimal dalam pembelajaran, perlu adanya sinergi antara pendidik, institusi, dan pembuat kebijakan. Sekolah dan universitas harus menyediakan pelatihan literasi digital bagi tenaga pengajar agar mampu mengintegrasikan AI ke dalam metode pengajaran mereka.
Tidak cukup hanya mengenalkan aplikasi AI, tapi juga harus ada pembimbingan tentang bagaimana AI bisa digunakan untuk mendesain pembelajaran aktif, berbasis proyek, atau berbasis masalah
Selain pelatihan, institusi juga perlu menyiapkan infrastruktur yang memadai seperti jaringan internet stabil, perangkat keras pendukung, serta sistem manajemen pembelajaran (LMS) yang kompatibel dengan teknologi AI.
Di lingkungan kampus, AI dapat diintegrasikan melalui tugas berbasis prompt engineering, peer review otomatis, atau simulasi digital berbasis kecerdasan buatan. Sementara di tingkat sekolah, AI bisa dimanfaatkan untuk remedial otomatis, pengenalan konsep adaptif, dan asesmen diagnostik.
Penerapan AI dalam pembelajaran bukan berarti menggantikan peran guru, tetapi memperkuat peran mereka sebagai fasilitator pembelajaran yang adaptif, responsif, dan berorientasi masa depan.
Penulis: Mutafarida