pengaruh

Adopsi E-Learning: Memahami Peran Pengaruh Sosial dan Kondisi Pendukung

ptik.umsida.ac.id – Penelitian yang dipublikasikan oleh Cindy Cahyaning Astuti MPd, dosen Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bersama timnya mengeksplorasi faktor-faktor utama yang memengaruhi niat mahasiswa untuk mengadopsi e-learning di perguruan tinggi pasca-COVID-19.

Dalam penelitiannya, Cindy mengungkapkan, “Transformasi e-learning telah menjadi salah satu pilar penting dalam pendidikan modern, yang kini semakin terintegrasi dengan pembelajaran tatap muka, terutama setelah pandemi COVID-19.”

Pengaruh Sosial dan Kondisi Pendukung

Penelitian yang melibatkan survei terhadap 200 mahasiswa di Indonesia ini mengidentifikasi dua pendorong utama adopsi e-learning, yaitu Pengaruh Sosial (Social Influence) dan Kondisi Pendukung (Facilitating Conditions).

Cindy menjelaskan, “Dukungan sosial yang kuat dari teman, keluarga, serta lingkungan sekitar, dan adanya infrastruktur teknis yang memadai menjadi faktor penting dalam kesuksesan adopsi e-learning. Mahasiswa yang merasa mendapatkan dukungan ini cenderung lebih terbuka terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran.”

Namun, pengalaman sebelumnya dengan e-learning ternyata tidak memiliki dampak signifikan dalam memoderasi adopsi e-learning, yang menunjukkan pentingnya faktor eksternal seperti infrastruktur yang kokoh dan komunitas pendukung yang solid.

Analisis Mendalam Menggunakan UTAUT dan SEM-PLS

Studi ini menggunakan metode Structural Equation Modeling – Partial Least Square (SEM-PLS) untuk menganalisis data yang diperoleh.

Dalam hasil analisisnya, Cindy menyampaikan, “Kami menemukan bahwa ekspektasi kinerja yang tinggi dan kemudahan penggunaan menjadi dua konstruksi utama yang memengaruhi niat mahasiswa untuk mengadopsi e-learning. Selain itu, pentingnya dukungan sosial dan ketersediaan kondisi teknis yang mendukung sangat berperan dalam keberhasilan adopsi teknologi pendidikan ini.”

Beberapa faktor seperti ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi teknis dievaluasi secara mendalam. Temuan ini menekankan pentingnya alat teknologi yang jelas, mudah diakses, serta lingkungan belajar yang kolaboratif untuk mendorong adopsi e-learning yang lebih luas.

Implikasi bagi Kebijakan dan Praktik

Penelitian ini juga memberikan rekomendasi agar universitas memprioritaskan investasi dalam teknologi yang ramah pengguna serta membangun budaya dukungan yang kuat untuk e-learning. Cindy menambahkan, “Institusi pendidikan harus melihat investasi pada teknologi yang memadai bukan hanya sebagai pengeluaran, tetapi sebagai bagian dari strategi untuk membangun masa depan pembelajaran yang lebih inklusif dan efektif.”

Dengan mengatasi tantangan ini, universitas dapat lebih selaras dengan kebutuhan pembelajaran digital yang terus berkembang, menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan efektif bagi mahasiswa di masa depan.

 

Penulis: Mutafarida